Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara bertahap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pada tahap awal, penyakit ini mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring waktu, ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), atau penyakit ginjal polikistik.
Gejala gagal ginjal dapat mencakup:
- Pembengkakan di pergelangan kaki dan kaki.
- Sesak napas.
- Mual dan muntah.
- Kelelahan ekstrem.
Terapi Pengganti Ginjal (TPG) adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat bekerja secara normal, atau mengalami gagal ginjal. Terapi ini menjadi solusi vital bagi pasien yang ginjalnya tidak mampu lagi menyaring limbah, racun, dan cairan berlebih dari dalam darah.
Ada tiga jenis utama TPG, yang masing-masing memiliki cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya sendiri.
1. Hemodialisis (Cuci Darah)
Hemodialisis adalah metode TPG yang paling umum, menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah di luar tubuh.
- Cara Kerja: Darah pasien dialirkan ke dalam mesin dialisis (dialyzer) melalui selang khusus. Di dalam mesin, darah akan dibersihkan dari limbah dan cairan berlebih. Setelah proses penyaringan selesai, darah yang sudah bersih akan dikembalikan ke tubuh pasien.
- Prosedur: Proses ini umumnya dilakukan di rumah sakit atau pusat dialisis. Pasien harus datang secara rutin, biasanya 2-3 kali seminggu, dengan durasi setiap sesi sekitar 4-5 jam.
- Kelebihan: Prosesnya diawasi oleh tenaga medis profesional, penanganan darurat dapat langsung diberikan.
- Kekurangan: Pasien harus rutin datang ke fasilitas kesehatan, diet ketat, dan terdapat risiko infeksi atau penurunan tekanan darah selama sesi.
2. Dialisis Peritoneal
Dialisis peritoneal adalah metode TPG yang memanfaatkan selaput tipis di dalam rongga perut (peritoneum) sebagai filter alami untuk membersihkan darah.
- Cara Kerja: Cairan khusus yang disebut dialisat dimasukkan ke dalam rongga perut melalui selang permanen (kateter). Cairan ini akan menyerap limbah dari pembuluh darah di peritoneum. Setelah beberapa jam, cairan dialisat yang sudah kotor akan dikeluarkan dan diganti dengan cairan yang baru.
- Prosedur: Proses ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah, biasanya beberapa kali sehari (CAPD) atau selama tidur dengan bantuan mesin otomatis (APD).
- Kelebihan: Pasien memiliki fleksibilitas waktu, tidak perlu sering ke rumah sakit, dan risiko penularan infeksi virus lebih rendah.
- Kekurangan: Membutuhkan pelatihan khusus, ada risiko infeksi pada kateter, dan memerlukan ruangan yang steril saat melakukan prosedur.
3. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah prosedur bedah untuk mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari donor.
- Cara Kerja: Ginjal yang baru ditanamkan ke dalam tubuh pasien dan dihubungkan dengan pembuluh darah dan kandung kemih. Ginjal baru ini akan langsung mengambil alih fungsi ginjal yang gagal.
- Prosedur: Ini adalah operasi besar yang membutuhkan kecocokan antara ginjal donor dan ginjal pasien. Setelah operasi, pasien harus mengonsumsi obat-obatan anti-penolakan (imunosupresan) seumur hidup untuk mencegah tubuh menolak organ baru tersebut.
- Kelebihan: Dianggap sebagai TPG terbaik karena dapat mengembalikan kualitas hidup yang paling mendekati normal. Pasien tidak terikat jadwal rutin dialisis.
- Kekurangan: Proses ini membutuhkan ketersediaan ginjal donor yang terbatas, biaya yang tinggi, dan pasien harus minum obat seumur hidup.
Pemilihan jenis TPG akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan pasien, gaya hidup, dan ketersediaan fasilitas.
Dokumentasi: