Cerita Pemilik Warung Kecil Dekat RSUD SMART, Mulai Ditinggal Pembeli Sejak Pandemi Virus Corona

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

RSUD SMART – Pandemi virus corona atau Covid-19 memberikan dampak nyata bagi perekonomian sejumlah warga.

Hal itu juga dirasakan penjual makanan ringan sekitar RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Sustiyah.

Sejak adanya pandemi virus corona di Kabupaten Pamekasan, Sustiyah mengaku, warungnya mulai sepi.

Banyak pembeli yang enggan datang ke warungnya, apalagi sejak RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan dijadikan rumah sakit rujukan pasien virus corona.

Perempuan berusia 47 tahun itu menceritakan mengenai penurunan penghasilan yang ia dapat setiap hari dari hasil jualannya.

Ia mengatakan, setiap hari hanya bisa memperoleh uang sekitar Rp 100 – Rp 200 ribu dari hasil dagangan makanan ringan yang dia jual.

Itu pun, dia harus membuka warungnya mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari.

Namun, dengan penghasilan sejumlah itu, Sustiyah tetap mengaku bersyukur, sebab dirinya masih bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perempuan asal Desa Panglegur itu juga merinci, bila mengacu ke kondisi sebelumnya, ia mengaku bisa memperoleh penghasilan sebesar Rp 600 ribu dalam setiap harinya.

“Biasanya ramai pembeli, sebelum rumah sakit sini dijadikan rumah sakit rujukan khsusus merawat pasien corona,” kata Sustiyah saat ditemui TribunMadura.com.

Bila dilihat, kondisi warung Sustiyah tampak sederhana.

Warung dengan dinding dan atap seng itu, berdiri di atas selokan yang berada di sebelah selatan RSUD Dr H Slamet Martodirdjo.

Warung berukuran sekitar 5×4 meter itu bukan warung miliknya, Sustiyah mengaku menyewa kepada seseorang.

Perharinya, kata dia membayar uang sewa sebesar Rp 20 ribu.

Ketika berjualan setiap harinya, kadang dia sendirian.

Kadang pula ditemani oleh suaminya.

Sustiyah berharap, semoga wabah virus corona ini segera berakhir.

Sebab ia mengaku waswas saat melihat pasien RSUD Dr H Slamet Martodirdjo diturunkan dari mobil ambulans oleh petugas medis yang memakai alat pelindung diri (APD) baju Hazmat.

“Ini tadi ada lagi pasien yang masuk yang diturunkan dari mobil ambulans, seorang perempuan,” kata dia.

” Petugas medisnya pakai baju astronot itu,” ujarnya.

“Kalau mau dibilang was-was ya takut, tapi saya tetap waspada,” tutupnya.